Sabtu, 28 April 2018

Stereochemical Considering in Planning Synthesis


Stereokimia mempelajari mengenai molekul-molekul dalam ruang tiga dimensi, atom-atom dalam sebuah molekul diatur dalam ruang satu terhadap ruang yang lainnya. Dimana bagian-bagian dari pembahasan untuk stereokimia ini yaitu molekul kiral dan enansiomer, sifat optik aktif, sistem rotasi R/S, proyeksi Fischer, diastromer dan resolusi enansiomer.
                Hal-hal yang dipelajari dalam stereokimia ini menjadi pertimbangan dalam sintesis organik. Pertimbangan stereokimia dalam analaisis ini umunya dikenal dengan strategi stereokimia. Dimana dalam strategi stereokimia sejulah reaktan yang digunakan memiliki kebutuhan stereokimia yang berbeda. Tranformasi stereokimia dapat menghilangkan atau memindahkan kekhiralan yang diingin sehingga menyederhanakan target.
                Hal penting dalam mempelajari sintesis senyawa organik adalah pertimbangan dari adanya faktor tiga dimensi. Dimana setiap penjelasan sintesis senyawa organik harus memasukkan stereokimianya sehingga mneimbulkan gejalah bahwa sintesis stereoselektif berkembang sangat pesat. Pengaruh stereokimia dari reaksi klasik dan kelebihan dari pereaksi dan metode baru yang berpengaruh terhadap stereoselektivitas. Grup dar Brown mempelajari beberapa reaksi dengan perekasi organoboran khiral, yang memungkinkan stereoselektivitas yang sangat baik dalam bebrapa sintesis asimetris. Terutama pendekatan yang penting dengan mengkombinasikan khiralitas dai karbohidrat dengan boron. Asam amino dan oksantin juga merupakan pereaksi yang baik untuk memacu stereoselektivitas. Oksantin bekerja berdasarkan efek induksi asimetrik dari cincin oksantrin khiral, oleh koordinasi selektif dari cincin oksigen pada perekais Grignars. Penghilangan yang mudah melalui hidrolisis dan dapat dihasilkannya proses enantomerik yang tinggi, menjamin tercapainya sintesis asimetrik yang ideal.
            Pendekatan sintesis stereoselektif lainnya adalah penggunaan katalis khiral dan bukannya pereaksi khiral. Katalis transfer fasa khiral khusus memberikan kelimpahan enantiomerik yang sangat bagus, baik dengan garam ammonium kuartener atau eter mahkota khiral.
            Induksi stereoselektivitas oleh faktor fisik eksternal dapat ditunjukkan oleh pneggunaan medan elektromagnetik yang dapat memacu kelimpahan enantiomerik. Harus diperhatikan induksi stereoselektivitas dengan bunyi dan radiasi cahaya.
            Dalam sintesis senyawa organikharus melibatkan rencana dan strategi yaitu desai metode dengan cara analisis retrosintesis. Analisis retrosintesis merupakan teknik pemecahan masalah dalam sintesis organik, dilakukan dengan transformasi molekul target menjadi struktur-struktur prekursornya yang lebih sederhana tanpa berasumsi tentang bahan awalnya. Prosedur terus diulang hingga diperoleh struktur paling sederhana atau yang tersedia di pasaran..
            Dalam analisis retrosintesis pemilihan bahan awal dengan mempertimbangkan analsiis yang mendalam terhadap struktur target, pengetahuan dasr reaksi-rekasi kimia, pengertian dasar stereokimia, iakatn dan reaktivitas dan intuisi yang baik tentang perkembangan ilmu kimia. Pertimbangan ini digunakan untuk diskoneksi ikatan-ikatan pada taret, penyeerhanaan molkeul, sepanjang alas an jalur reaski kimia dapat diterima. Terdapat ikatan-ikatan tertentuk dalam molekul yang memiliki diskoneksi pada pemgarahan retrosintetik yang memberikan penyederhanaan struktur secara signifika yang disebut ikatan-ikatan strategis.
            Jika sutu dari ikatan-ikatan tersebut didiskoneksi, maka rekasi harus tersedia yang akan membentuk ikatan tersebut pada sintesis. Proses penyederhanaan struktur melalui diskoneksi menghasilkan serangkaian fragmen (penggalan) molekul yang bertindak sebgai intermediet kunci dan masing-masing merupakan target sintesis. Proses ini merupakan pohon sintetik untuk reaksi kimia yang harus ditindaklanjuti pada tranformasi yang telah direncanakan untuk dilakukan. Pohon sintetik dinyatakan oleh Hendrickson. Target yang disiskoneksi menjadi sekumpulan struktur yang dibatasi secara logikan yang dapat dikonversi menjadi pekerjaan langkash sintesis dan menjadi target sintesis. Subpohon sintesis lebih lanjut menyatakan diskoneksi dari salah satu cabang pohon sintetis. Setelah beberapa retroreaksi, phon sintetis akan menghasilkan sejunlah bahan awal yang berasal dari satu atau leih cabang pertama, yang kemudian dapat digunakan untuk membentuk molekul.
  


Penelitian stereokimia suatu molekul bertujuan untuk mempelajari pengaruh tata ruang molekul (sterik) terhadap reaktivitas senyawanya, hubungan energi molekul dengan struktur geometri, penentuan konformasi dengan energi minimum, penentuan entalpi pembentukan, konformasi substrat, keadaan transisi, mekanisme reaksi dan pengaruh substituen terhadap reaksi. Cara lain yang sering digunakan adalah merupakan gabungan eksperimen laboratorium dengan perhitungan kimia kuantum secara komputasi.
            Setiapn konformasi dari molkeul akan memberikan hasil yang berbeda. Conothnya pda rekasi hidrogenasi eugenol dengan bantuan katalis Ni/γAl2O3 yang menghasilkan 2-metoksi-4-propilfenol. Eugonol yang digunakan berbeda-beda yaitu eugenol, cis-isoeugenol dan trans-isoeugenol. Perbedaan ini akanmneghasilkan rendeman produk yang berbeda seperti pada tabel berikut:

 

Perbedaan hasil ini dpengaruhi oleh tata runag sytuktur molekul, pengaruh struktur geometri senyawa, pengaruh struktur terhadap proses adsoprsi rekatan ke permukaan, pengaruh kuat interaksi nikel dengan ikatan  alkena dan pengaruh polaritas reaktan. Penggunaan eugenol memberikan konversi yang paling tinggi, diikutiti oleh cis-isoeugeno, dan trans-isoeugenol. 
  

Pertanyaan;

Pada rekasi hidrogenasi katalisis, rekatan eugenol lebih banyak menghasilkan produk 2-metoksi-4-propilfenol, kenapa saat digunakan eugenol %konversi tinggi dan trans-isoeugenol %konversi rendah?
            Kurkumin merupakan senyawa yang memiliki aktivitas sebagai antitumor dan antioksidan. Senyawa kurkumin alami merupak senyawa hasil isolasi dari rimpang kunyit. Dimana kurkumin ini dapat diperoleh dengan cara sintesis secara laboratorium dengan rekasi-rekasi tertentu. Senyawa kurkumin meruapakn senyawa karbonil tidak jenuh yang dihasilkan dari reaksi dehidrasi senyawa hidroksikarbonil. Sehingga jika dilakukan sintesis senyawa kurkumin dapat dilakukan seperti berikut:

 


Pertanyaan:

Dalam sintesis kurkumin tersebut dapatkan dilakukan modifikasi dengan menggantikan asetilaseton dengan senyawa karbonil lain?

DAFTAR PSUTAKA
Budimarwanti. C. 2009. “Penyediaan Senyawa Berkhasiat Obat Secara Sintsis dengan Analisis Retrosintesis”. ePrints Universitas Negeri Yogyakarta.
Muchalal, M. 2004. “Pengaruh Stereokimia Molekul Eugenol, cis-isoeugenol dan trans-isoeugenol pada Reaksi Hidrogenasi Katalitik”. Indonesian Journal of Chemistry. Vol. 4 (2): 99-105.
Sastrohamidjojo, H dan H. D. Pranowo. 2009. Sintesis Senyawa Organik. Jakarta: Erlangga.


40 komentar:

  1. Menurut saya hasil hidrogenasi menggunakan eugenol lebih tinggi karena eugenol hanya memerlukan sedikit energi karena tidak memerlukan pergeseran sudut-sudut yang besar. Struktur eugenol lebih ramping dibanding tata ruang cis-isoeugenol ataupun trans-isoeugenol. Eugenol merupakan senyawa yang kepadatan substituen di sekitar ikatan rangkapnya paling rendah dibanding tran-isoeugenol. Gugus-gugus penghalang terletak jauh dari ikatan rangkap. Trans-isoeugenol memiliki kerapatan substituen di sekitar ikatan rangkap yang tinggi pada posisi mendatarnya, eugenol memiliki momen dipol rendah . polaritas rendah meningkatkan laju hidrogenasi.

    BalasHapus
  2. 1. Hasil hidrogenasi menggunakan eugenol lebih tinggi karena eugenol hanya memerlukan sedikit energi karena tidak memerlukan pergeseran sudut-sudut yang besar. Struktur eugenol lebih ramping dibanding tata ruang cis-isoeugenol ataupun transisoeugenol. Eugenol merupakan senyawa yang kepadatan substituen di sekitar ikatan rangkapnya paling rendah dibanding tran-isoeugenol. Gugus-gugus penghalang terletak jauh dari ikatan rangkap. Trans-isoeugenol memiliki kerapatan substituen di sekitar ikatan rangkap yang tinggi pada posisi mendatarnya, eugenol memiliki momen dipol rendah . polaritas rendah meningkatkan laju hidrogenasi.
    2. Modifikasi dapat dilakukan dengan mengganti asetil aseton dengan senyawa karbonil tak jenuh lainnya, contohnya menggunakan siklopentanon dengan katalis asam. Modifikasi ini dilakuan dengan mengganti senyawa asetinaseon menjadi siklopentanon yang direkasikan dengan vanillin menghasilkan senyawa analog. Siklopentanon pada reaksi sintesis benrtindak sebagai nukleofil dan vanillin sebagai elektrofil. Selain itu juga asetalaseton juga dapat digantikan dengan sikloheksanon. Namun moifikasi ini akan menghasikan sneyawa analog kurkumin yang berbeda akan mempengaruhi aktivitasnya. Dalam modifikasi juga diperhatikan reaktivitas dari reaktan-reaktan yang berbeda tersebut dan pengaruhnya terhadap hasil rendeman.

    BalasHapus
  3. 1. Hasil hidrogenasi menggunakan eugenol lebih tinggi karena eugenol hanya memerlukan sedikit energi karena tidak memerlukan pergeseran sudut-sudut yang besar. Struktur eugenol lebih ramping dibanding tata ruang cis-isoeugenol ataupun transisoeugenol. Eugenol merupakan senyawa yang kepadatan substituen di sekitar ikatan rangkapnya paling rendah dibanding tran-isoeugenol. Gugus-gugus penghalang terletak jauh dari ikatan rangkap. Trans-isoeugenol memiliki kerapatan substituen di sekitar ikatan rangkap yang tinggi pada posisi mendatarnya, eugenol memiliki momen dipol rendah . polaritas rendah meningkatkan laju hidrogenasi.
    2. Modifikasi dapat dilakukan dengan mengganti asetil aseton dengan senyawa karbonil tak jenuh lainnya, contohnya menggunakan siklopentanon dengan katalis asam. Modifikasi ini dilakuan dengan mengganti senyawa asetinaseon menjadi siklopentanon yang direkasikan dengan vanillin menghasilkan senyawa analog. Siklopentanon pada reaksi sintesis benrtindak sebagai nukleofil dan vanillin sebagai elektrofil. Selain itu juga asetalaseton juga dapat digantikan dengan sikloheksanon. Namun moifikasi ini akan menghasikan sneyawa analog kurkumin yang berbeda akan mempengaruhi aktivitasnya. Dalam modifikasi juga diperhatikan reaktivitas dari reaktan-reaktan yang berbeda tersebut dan pengaruhnya terhadap hasil rendeman.

    BalasHapus
  4. Menurut saya hasil hidrogenasi menggunakan eugenol lebih tinggi karena eugenol hanya memerlukan sedikit energi karena tidak memerlukan pergeseran sudut-sudut yang besar. Struktur eugenol lebih ramping dibanding tata ruang cis-isoeugenol ataupun trans-isoeugenol. Eugenol merupakan senyawa yang kepadatan substituen di sekitar ikatan rangkapnya paling rendah dibanding tran-isoeugenol. Gugus-gugus penghalang terletak jauh dari ikatan rangkap. Trans-isoeugenol memiliki kerapatan substituen di sekitar ikatan rangkap yang tinggi pada posisi mendatarnya, eugenol memiliki momen dipol rendah . polaritas rendah meningkatkan laju hidrogenasi.

    BalasHapus
  5. terimakasih devi,
    1. Hasil hidrogenasi menggunakan eugenol lebih tinggi karena eugenol hanya memerlukan sedikit energi karena tidak memerlukan pergeseran sudut-sudut yang besar. Struktur eugenol lebih ramping dibanding tata ruang cis-isoeugenol ataupun transisoeugenol. Eugenol merupakan senyawa yang kepadatan substituen di sekitar ikatan rangkapnya paling rendah dibanding tran-isoeugenol. Gugus-gugus penghalang terletak jauh dari ikatan rangkap. Trans-isoeugenol memiliki kerapatan substituen di sekitar ikatan rangkap yang tinggi pada posisi mendatarnya, eugenol memiliki momen dipol rendah . polaritas rendah meningkatkan laju hidrogenasi

    BalasHapus
  6. Hai fty, menurut saya :
    1. hasil hidrogenasi menggunakan eugenol lebih tinggi karena eugenol hanya memerlukan sedikit energi karena tidak memerlukan pergeseran sudut-sudut yang besar. Struktur eugenol lebih ramping dibanding tata ruang cis-isoeugenol ataupun trans-isoeugenol. Eugenol merupakan senyawa yang kepadatan substituen di sekitar ikatan rangkapnya paling rendah dibanding tran-isoeugenol. Gugus-gugus penghalang terletak jauh dari ikatan rangkap. Trans-isoeugenol memiliki kerapatan substituen di sekitar ikatan rangkap yang tinggi pada posisi mendatarnya, eugenol memiliki momen dipol rendah . polaritas rendah meningkatkan laju hidrogenasi.

    BalasHapus
  7. terimakasih pemaparannya , itu No. 1 typo rekasi harusnya reaksi
    1. Hasil hidrogenasi menggunakan eugenol lebih tinggi karena eugenol hanya memerlukan sedikit energi karena tidak memerlukan pergeseran sudut-sudut yang besar. Struktur eugenol lebih ramping dibanding tata ruang cis-isoeugenol ataupun transisoeugenol. Eugenol merupakan senyawa yang kepadatan substituen di sekitar ikatan rangkapnya paling rendah dibanding tran-isoeugenol. Gugus-gugus penghalang terletak jauh dari ikatan rangkap. Trans-isoeugenol memiliki kerapatan substituen di sekitar ikatan rangkap yang tinggi pada posisi mendatarnya, eugenol memiliki momen dipol rendah . polaritas rendah meningkatkan laju hidrogenasi.

    BalasHapus
  8. hai fty
    1. Hasil hidrogenasi menggunakan eugenol lebih tinggi karena eugenol hanya memerlukan sedikit energi karena tidak memerlukan pergeseran sudut-sudut yang besar. Struktur eugenol lebih ramping dibanding tata ruang cis-isoeugenol ataupun transisoeugenol. Eugenol merupakan senyawa yang kepadatan substituen di sekitar ikatan rangkapnya paling rendah dibanding tran-isoeugenol. Gugus-gugus penghalang terletak jauh dari ikatan rangkap. Trans-isoeugenol memiliki kerapatan substituen di sekitar ikatan rangkap yang tinggi pada posisi mendatarnya, eugenol memiliki momen dipol rendah . polaritas rendah meningkatkan laju hidrogenasi.
    2. Modifikasi dapat dilakukan dengan mengganti asetil aseton dengan senyawa karbonil tak jenuh lainnya, contohnya menggunakan siklopentanon dengan katalis asam. Modifikasi ini dilakuan dengan mengganti senyawa asetinaseon menjadi siklopentanon yang direkasikan dengan vanillin menghasilkan senyawa analog. Siklopentanon pada reaksi sintesis benrtindak sebagai nukleofil dan vanillin sebagai elektrofil. Selain itu juga asetalaseton juga dapat digantikan dengan sikloheksanon. Namun moifikasi ini akan menghasikan sneyawa analog kurkumin yang berbeda akan mempengaruhi aktivitasnya. Dalam modifikasi juga diperhatikan reaktivitas dari reaktan-reaktan yang berbeda tersebut dan pengaruhnya terhadap hasil rendeman.

    BalasHapus
  9. Menurut saya hasil hidrogenasi menggunakan eugenol lebih tinggi karena eugenol hanya memerlukan sedikit energi karena tidak memerlukan pergeseran sudut-sudut yang besar. Struktur eugenol lebih ramping dibanding tata ruang cis-isoeugenol ataupun trans-isoeugenol. Eugenol merupakan senyawa yang kepadatan substituen di sekitar ikatan rangkapnya paling rendah dibanding tran-isoeugenol. Gugus-gugus penghalang terletak jauh dari ikatan rangkap. Trans-isoeugenol memiliki kerapatan substituen di sekitar ikatan rangkap yang tinggi pada posisi mendatarnya, eugenol memiliki momen dipol rendah . polaritas rendah meningkatkan laju hidrogenasi.

    BalasHapus
  10. hai devi,menurut saya
    1. Hasil hidrogenasi menggunakan eugenol lebih tinggi karena eugenol hanya memerlukan sedikit energi karena tidak memerlukan pergeseran sudut-sudut yang besar. Struktur eugenol lebih ramping dibanding tata ruang cis-isoeugenol ataupun transisoeugenol. Eugenol merupakan senyawa yang kepadatan substituen di sekitar ikatan rangkapnya paling rendah dibanding tran-isoeugenol. Gugus-gugus penghalang terletak jauh dari ikatan rangkap. Trans-isoeugenol memiliki kerapatan substituen di sekitar ikatan rangkap yang tinggi pada posisi mendatarnya, eugenol memiliki momen dipol rendah . polaritas rendah meningkatkan laju hidrogenasi.

    BalasHapus
  11. Materi yang menarik Devi pty,
    2. Modifikasi dapat dilakukan dengan mengganti asetil aseton dengan senyawa karbonil tak jenuh lainnya, contohnya menggunakan siklopentanon dengan katalis asam. Modifikasi ini dilakuan dengan mengganti senyawa asetinaseon menjadi siklopentanon yang direkasikan dengan vanillin menghasilkan senyawa analog. Siklopentanon pada reaksi sintesis benrtindak sebagai nukleofil dan vanillin sebagai elektrofil. Selain itu juga asetalaseton juga dapat digantikan dengan sikloheksanon. Namun moifikasi ini akan menghasikan sneyawa analog kurkumin yang berbeda akan mempengaruhi aktivitasnya. Dalam modifikasi juga diperhatikan reaktivitas dari reaktan-reaktan yang berbeda tersebut dan pengaruhnya terhadap hasil rendeman.

    BalasHapus
  12. Menurut saya jawaban no. 1 Hasil hidrogenasi menggunakan eugenol lebih tinggi karena eugenol hanya memerlukan sedikit energi karena tidak memerlukan pergeseran sudut-sudut yang besar. Struktur eugenol lebih ramping dibanding tata ruang cis-isoeugenol ataupun transisoeugenol. Eugenol merupakan senyawa yang kepadatan substituen di sekitar ikatan rangkapnya paling rendah dibanding tran-isoeugenol. Gugus-gugus penghalang terletak jauh dari ikatan rangkap. Trans-isoeugenol memiliki kerapatan substituen di sekitar ikatan rangkap yang tinggi pada posisi mendatarnya, eugenol memiliki momen dipol rendah . polaritas rendah meningkatkan laju hidrogenasi.

    BalasHapus
  13. Terimakasih materinya..
    Menurut saya hasil hidrogenasi menggunakan eugenol lebih tinggi karena eugenol hanya memerlukan sedikit energi karena tidak memerlukan pergeseran sudut-sudut yang besar. Struktur eugenol lebih ramping dibanding tata ruang cis-isoeugenol ataupun trans-isoeugenol. Eugenol merupakan senyawa yang kepadatan substituen di sekitar ikatan rangkapnya paling rendah dibanding tran-isoeugenol. Gugus-gugus penghalang terletak jauh dari ikatan rangkap. Trans-isoeugenol memiliki kerapatan substituen di sekitar ikatan rangkap yang tinggi pada posisi mendatarnya, eugenol memiliki momen dipol rendah . polaritas rendah meningkatkan laju hidrogenasi.

    BalasHapus
  14. Jawaban menurut yonanda:
    1. Hasil hidrogenasi menggunakan eugenol lebih tinggi karena eugenol hanya memerlukan sedikit energi karena tidak memerlukan pergeseran sudut-sudut yang besar. Struktur eugenol lebih ramping dibanding tata ruang cis-isoeugenol ataupun transisoeugenol. Eugenol merupakan senyawa yang kepadatan substituen di sekitar ikatan rangkapnya paling rendah dibanding tran-isoeugenol. Gugus-gugus penghalang terletak jauh dari ikatan rangkap. Trans-isoeugenol memiliki kerapatan substituen di sekitar ikatan rangkap yang tinggi pada posisi mendatarnya, eugenol memiliki momen dipol rendah . polaritas rendah meningkatkan laju hidrogenasi.

    BalasHapus
  15. Terimakasih atas materinya, materi yang menarik untuk dibahas :)
    menurut saya jawaban untuk pertanyaan no.2 adalah Modifikasi dapat dilakukan dengan mengganti asetil aseton dengan senyawa karbonil tak jenuh lainnya, contohnya menggunakan siklopentanon dengan katalis asam. Modifikasi ini dilakuan dengan mengganti senyawa asetinaseon menjadi siklopentanon yang direkasikan dengan vanillin menghasilkan senyawa analog. Siklopentanon pada reaksi sintesis benrtindak sebagai nukleofil dan vanillin sebagai elektrofil. Selain itu juga asetalaseton juga dapat digantikan dengan sikloheksanon. Namun moifikasi ini akan menghasikan sneyawa analog kurkumin yang berbeda akan mempengaruhi aktivitasnya. Dalam modifikasi juga diperhatikan reaktivitas dari reaktan-reaktan yang berbeda tersebut dan pengaruhnya terhadap hasil rendeman.

    BalasHapus
  16. Hai hai devi ftyyy
    Saya akan membantu kamu nih :
    1. Hidrogenasi menggunakan eugenol menghasilkan konversi lebih tinggi karena eugenol hanya memerlukan sedikit energi (tidak memerlukan pergeseran sudut-sudut yang besar). Struktur eugenol lebih ramping dibanding tata ruang cis-isoeugenol ataupun trans-isoeugenol.

    2. Modifikasi dapat dilakukan dengan mengganti asetilaseton dengan senyawa karbonil tak-jenuh lainnya, contohnya siklopentanon dengan katalis asam. Modifikasi ini dilakuan dengan mereaksikan siklopentanon dengan vanillin menghasilkan senyawa analog.

    BalasHapus
  17. penggantiannya dengan menggunakan siklopentanon dengan jalur yang lebih panjang karena perlu pemutusan ikatan siklo nya terlebih dahulu dengan asam

    BalasHapus
  18. Terima kasih kak atas materinya, saya akan coba menjawab :
    1. Hasil hidrogenasi menggunakan eugenol lebih tinggi karena eugenol hanya memerlukan sedikit energi karena tidak memerlukan pergeseran sudut-sudut yang besar. Struktur eugenol lebih ramping dibanding tata ruang cis-isoeugenol ataupun transisoeugenol. Eugenol merupakan senyawa yang kepadatan substituen di sekitar ikatan rangkapnya paling rendah dibanding tran-isoeugenol. Gugus-gugus penghalang terletak jauh dari ikatan rangkap. Trans-isoeugenol memiliki kerapatan substituen di sekitar ikatan rangkap yang tinggi pada posisi mendatarnya, eugenol memiliki momen dipol rendah . polaritas rendah meningkatkan laju hidrogenasi

    BalasHapus
  19. Terima kasih kak atas materinya, saya akan coba menjawab :
    1. Hasil hidrogenasi menggunakan eugenol lebih tinggi karena eugenol hanya memerlukan sedikit energi karena tidak memerlukan pergeseran sudut-sudut yang besar. Struktur eugenol lebih ramping dibanding tata ruang cis-isoeugenol ataupun transisoeugenol. Eugenol merupakan senyawa yang kepadatan substituen di sekitar ikatan rangkapnya paling rendah dibanding tran-isoeugenol. Gugus-gugus penghalang terletak jauh dari ikatan rangkap. Trans-isoeugenol memiliki kerapatan substituen di sekitar ikatan rangkap yang tinggi pada posisi mendatarnya, eugenol memiliki momen dipol rendah . polaritas rendah meningkatkan laju hidrogenasi

    BalasHapus
  20. Terima kasih kak atas materinya, saya akan coba menjawab :
    1. Hasil hidrogenasi menggunakan eugenol lebih tinggi karena eugenol hanya memerlukan sedikit energi karena tidak memerlukan pergeseran sudut-sudut yang besar. Struktur eugenol lebih ramping dibanding tata ruang cis-isoeugenol ataupun transisoeugenol. Eugenol merupakan senyawa yang kepadatan substituen di sekitar ikatan rangkapnya paling rendah dibanding tran-isoeugenol. Gugus-gugus penghalang terletak jauh dari ikatan rangkap. Trans-isoeugenol memiliki kerapatan substituen di sekitar ikatan rangkap yang tinggi pada posisi mendatarnya, eugenol memiliki momen dipol rendah . polaritas rendah meningkatkan laju hidrogenasi

    BalasHapus
  21. terimakasih devi,
    1. Hasil hidrogenasi menggunakan eugenol lebih tinggi karena eugenol hanya memerlukan sedikit energi karena tidak memerlukan pergeseran sudut-sudut yang besar. Struktur eugenol lebih ramping dibanding tata ruang cis-isoeugenol ataupun transisoeugenol. Eugenol merupakan senyawa yang kepadatan substituen di sekitar ikatan rangkapnya paling rendah dibanding tran-isoeugenol. Gugus-gugus penghalang terletak jauh dari ikatan rangkap. Trans-isoeugenol memiliki kerapatan substituen di sekitar ikatan rangkap yang tinggi pada posisi mendatarnya, eugenol memiliki momen dipol rendah . polaritas rendah meningkatkan laju hidrogenasi

    BalasHapus
  22. 1. Hasil hidrogenasi menggunakan eugenol lebih tinggi karena eugenol hanya memerlukan sedikit energi karena tidak memerlukan pergeseran sudut-sudut yang besar. Struktur eugenol lebih ramping dibanding tata ruang cis-isoeugenol ataupun transisoeugenol. Eugenol merupakan senyawa yang kepadatan substituen di sekitar ikatan rangkapnya paling rendah dibanding tran-isoeugenol. Gugus-gugus penghalang terletak jauh dari ikatan rangkap. Trans-isoeugenol memiliki kerapatan substituen di sekitar ikatan rangkap yang tinggi pada posisi mendatarnya, eugenol memiliki momen dipol rendah . polaritas rendah meningkatkan laju hidrogenasi.
    2. Modifikasi dapat dilakukan dengan mengganti asetil aseton dengan senyawa karbonil tak jenuh lainnya, contohnya menggunakan siklopentanon dengan katalis asam. Modifikasi ini dilakuan dengan mengganti senyawa asetinaseon menjadi siklopentanon yang direkasikan dengan vanillin menghasilkan senyawa analog. Siklopentanon pada reaksi sintesis benrtindak sebagai nukleofil dan vanillin sebagai elektrofil. Selain itu juga asetalaseton juga dapat digantikan dengan sikloheksanon. Namun moifikasi ini akan menghasikan sneyawa analog kurkumin yang berbeda akan mempengaruhi aktivitasnya. Dalam modifikasi juga diperhatikan reaktivitas dari reaktan-reaktan yang berbeda tersebut dan pengaruhnya terhadap hasil rendeman.

    BalasHapus
  23. Terimakasih materinya kak
    jawabannya
    1. Hasil hidrogenasi menggunakan eugenol lebih tinggi karena eugenol hanya memerlukan sedikit energi karena tidak memerlukan pergeseran sudut-sudut yang besar. Struktur eugenol lebih ramping dibanding tata ruang cis-isoeugenol ataupun transisoeugenol. Eugenol merupakan senyawa yang kepadatan substituen di sekitar ikatan rangkapnya paling rendah dibanding tran-isoeugenol. Gugus-gugus penghalang terletak jauh dari ikatan rangkap. Trans-isoeugenol memiliki kerapatan substituen di sekitar ikatan rangkap yang tinggi pada posisi mendatarnya, eugenol memiliki momen dipol rendah . polaritas rendah meningkatkan laju hidrogenasi.
    2. Modifikasi dapat dilakukan dengan mengganti asetil aseton dengan senyawa karbonil tak jenuh lainnya, contohnya menggunakan siklopentanon dengan katalis asam. Modifikasi ini dilakuan dengan mengganti senyawa asetinaseon menjadi siklopentanon yang direkasikan dengan vanillin menghasilkan senyawa analog. Siklopentanon pada reaksi sintesis benrtindak sebagai nukleofil dan vanillin sebagai elektrofil. Selain itu juga asetalaseton juga dapat digantikan dengan sikloheksanon. Namun moifikasi ini akan menghasikan sneyawa analog kurkumin yang berbeda akan mempengaruhi aktivitasnya. Dalam modifikasi juga diperhatikan reaktivitas dari reaktan-reaktan yang berbeda tersebut dan pengaruhnya terhadap hasil rendeman

    BalasHapus
  24. Hy kak devv, makasih materinya kak. Saya akan mencoba menjawab pertanyaannya,
    1. Hasil hidrogenasi menggunakan eugenol lebih tinggi karena eugenol hanya memerlukan sedikit energi karena tidak memerlukan pergeseran sudut-sudut yang besar. Struktur eugenol lebih ramping dibanding tata ruang cis-isoeugenol ataupun transisoeugenol. Eugenol merupakan senyawa yang kepadatan substituen di sekitar ikatan rangkapnya paling rendah dibanding tran-isoeugenol. Gugus-gugus penghalang terletak jauh dari ikatan rangkap. Trans-isoeugenol memiliki kerapatan substituen di sekitar ikatan rangkap yang tinggi pada posisi mendatarnya, eugenol memiliki momen dipol rendah . polaritas rendah meningkatkan laju hidrogenasi.
    2. Modifikasi dapat dilakukan dengan mengganti asetil aseton dengan senyawa karbonil tak jenuh lainnya, contohnya menggunakan siklopentanon dengan katalis asam. Modifikasi ini dilakuan dengan mengganti senyawa asetinaseon menjadi siklopentanon yang direkasikan dengan vanillin menghasilkan senyawa analog. Siklopentanon pada reaksi sintesis benrtindak sebagai nukleofil dan vanillin sebagai elektrofil. Selain itu juga asetalaseton juga dapat digantikan dengan sikloheksanon. Namun moifikasi ini akan menghasikan sneyawa analog kurkumin yang berbeda akan mempengaruhi aktivitasnya. Dalam modifikasi juga diperhatikan reaktivitas dari reaktan-reaktan yang berbeda tersebut dan pengaruhnya terhadap hasil rendeman

    BalasHapus
  25. Terimakasihh atas materinya kakk. Menurut saya :
    1. Hasil hidrogenasi menggunakan eugenol lebih tinggi karena eugenol hanya memerlukan sedikit energi karena tidak memerlukan pergeseran sudut-sudut yang besar. Struktur eugenol lebih ramping dibanding tata ruang cis-isoeugenol ataupun transisoeugenol. Eugenol merupakan senyawa yang kepadatan substituen di sekitar ikatan rangkapnya paling rendah dibanding tran-isoeugenol. Gugus-gugus penghalang terletak jauh dari ikatan rangkap. Trans-isoeugenol memiliki kerapatan substituen di sekitar ikatan rangkap yang tinggi pada posisi mendatarnya, eugenol memiliki momen dipol rendah . polaritas rendah meningkatkan laju hidrogenasi.
    2. Modifikasi dapat dilakukan dengan mengganti asetil aseton dengan senyawa karbonil tak jenuh lainnya, contohnya menggunakan siklopentanon dengan katalis asam. Modifikasi ini dilakuan dengan mengganti senyawa asetinaseon menjadi siklopentanon yang direkasikan dengan vanillin menghasilkan senyawa analog. Siklopentanon pada reaksi sintesis benrtindak sebagai nukleofil dan vanillin sebagai elektrofil. Selain itu juga asetalaseton juga dapat digantikan dengan sikloheksanon. Namun moifikasi ini akan menghasikan sneyawa analog kurkumin yang berbeda akan mempengaruhi aktivitasnya. Dalam modifikasi juga diperhatikan reaktivitas dari reaktan-reaktan yang berbeda tersebut dan pengaruhnya terhadap hasil rendeman

    BalasHapus
  26. 1. Hasil hidrogenasi menggunakan eugenol lebih tinggi karena eugenol hanya memerlukan sedikit energi karena tidak memerlukan pergeseran sudut-sudut yang besar. Struktur eugenol lebih ramping dibanding tata ruang cis-isoeugenol ataupun transisoeugenol. Eugenol merupakan senyawa yang kepadatan substituen di sekitar ikatan rangkapnya paling rendah dibanding tran-isoeugenol. Gugus-gugus penghalang terletak jauh dari ikatan rangkap. Trans-isoeugenol memiliki kerapatan substituen di sekitar ikatan rangkap yang tinggi pada posisi mendatarnya, eugenol memiliki momen dipol rendah . polaritas rendah meningkatkan laju hidrogenasi.
    2. Modifikasi dapat dilakukan dengan mengganti asetil aseton dengan senyawa karbonil tak jenuh lainnya, contohnya menggunakan siklopentanon dengan katalis asam. Modifikasi ini dilakuan dengan mengganti senyawa asetinaseon menjadi siklopentanon yang direkasikan dengan vanillin menghasilkan senyawa analog. Siklopentanon pada reaksi sintesis benrtindak sebagai nukleofil dan vanillin sebagai elektrofil. Selain itu juga asetalaseton juga dapat digantikan dengan sikloheksanon. Namun moifikasi ini akan menghasikan sneyawa analog kurkumin yang berbeda akan mempengaruhi aktivitasnya. Dalam modifikasi juga diperhatikan reaktivitas dari reaktan-reaktan yang berbeda tersebut dan pengaruhnya terhadap hasil rendeman.

    BalasHapus
  27. 1. Hasil hidrogenasi menggunakan eugenol lebih tinggi karena eugenol hanya memerlukan sedikit energi karena tidak memerlukan pergeseran sudut-sudut yang besar. Struktur eugenol lebih ramping dibanding tata ruang cis-isoeugenol ataupun transisoeugenol. Eugenol merupakan senyawa yang kepadatan substituen di sekitar ikatan rangkapnya paling rendah dibanding tran-isoeugenol. Gugus-gugus penghalang terletak jauh dari ikatan rangkap. Trans-isoeugenol memiliki kerapatan substituen di sekitar ikatan rangkap yang tinggi pada posisi mendatarnya, eugenol memiliki momen dipol rendah . polaritas rendah meningkatkan laju hidrogenasi.
    2. Modifikasi dapat dilakukan dengan mengganti asetil aseton dengan senyawa karbonil tak jenuh lainnya, contohnya menggunakan siklopentanon dengan katalis asam. Modifikasi ini dilakuan dengan mengganti senyawa asetinaseon menjadi siklopentanon yang direkasikan dengan vanillin menghasilkan senyawa analog. Siklopentanon pada reaksi sintesis benrtindak sebagai nukleofil dan vanillin sebagai elektrofil. Selain itu juga asetalaseton juga dapat digantikan dengan sikloheksanon. Namun moifikasi ini akan menghasikan sneyawa analog kurkumin yang berbeda akan mempengaruhi aktivitasnya. Dalam modifikasi juga diperhatikan reaktivitas dari reaktan-reaktan yang berbeda tersebut dan pengaruhnya terhadap hasil rendeman

    BalasHapus
  28. Hai devii
    1. Hasil hidrogenasi menggunakan eugenol lebih tinggi karena eugenol hanya memerlukan sedikit energi karena tidak memerlukan pergeseran sudut-sudut yang besar. Struktur eugenol lebih ramping dibanding tata ruang cis-isoeugenol ataupun transisoeugenol. Eugenol merupakan senyawa yang kepadatan substituen di sekitar ikatan rangkapnya paling rendah dibanding tran-isoeugenol. Gugus-gugus penghalang terletak jauh dari ikatan rangkap. Trans-isoeugenol memiliki kerapatan substituen di sekitar ikatan rangkap yang tinggi pada posisi mendatarnya, eugenol memiliki momen dipol rendah . polaritas rendah meningkatkan laju hidrogenasi.

    BalasHapus
  29. Menurut saya hasil hidrogenasi menggunakan eugenol lebih tinggi karena eugenol hanya memerlukan sedikit energi karena tidak memerlukan pergeseran sudut-sudut yang besar. Struktur eugenol lebih ramping dibanding tata ruang cis-isoeugenol ataupun trans-isoeugenol. Eugenol merupakan senyawa yang kepadatan substituen di sekitar ikatan rangkapnya paling rendah dibanding tran-isoeugenol. Gugus-gugus penghalang terletak jauh dari ikatan rangkap. Trans-isoeugenol memiliki kerapatan substituen di sekitar ikatan rangkap yang tinggi pada posisi mendatarnya, eugenol memiliki momen dipol rendah . polaritas rendah meningkatkan laju hidrogenasi.

    BalasHapus
  30. Terimakasihh atas materinya kakk. Menurut saya :
    1. Hasil hidrogenasi menggunakan eugenol lebih tinggi karena eugenol hanya memerlukan sedikit energi karena tidak memerlukan pergeseran sudut-sudut yang besar. Struktur eugenol lebih ramping dibanding tata ruang cis-isoeugenol ataupun transisoeugenol. Eugenol merupakan senyawa yang kepadatan substituen di sekitar ikatan rangkapnya paling rendah dibanding tran-isoeugenol. Gugus-gugus penghalang terletak jauh dari ikatan rangkap. Trans-isoeugenol memiliki kerapatan substituen di sekitar ikatan rangkap yang tinggi pada posisi mendatarnya, eugenol memiliki momen dipol rendah . polaritas rendah meningkatkan laju hidrogenasi.
    2. Modifikasi dapat dilakukan dengan mengganti asetil aseton dengan senyawa karbonil tak jenuh lainnya, contohnya menggunakan siklopentanon dengan katalis asam. Modifikasi ini dilakuan dengan mengganti senyawa asetinaseon menjadi siklopentanon yang direkasikan dengan vanillin menghasilkan senyawa analog. Siklopentanon pada reaksi sintesis benrtindak sebagai nukleofil dan vanillin sebagai elektrofil. Selain itu juga asetalaseton juga dapat digantikan dengan sikloheksanon. Namun moifikasi ini akan menghasikan sneyawa analog kurkumin yang berbeda akan mempengaruhi aktivitasnya. Dalam modifikasi juga diperhatikan reaktivitas dari reaktan-reaktan yang berbeda tersebut dan pengaruhnya terhadap hasil rendeman

    BalasHapus
  31. Terimakasih kk atas materi yg disampaikan.
    Jawabannya:
    1. Hidrogenasi menggunakan eugenol menghasilkan konversi lebih tinggi karena eugenol hanya memerlukan sedikit energi (tidak memerlukan pergeseran sudut-sudut yang besar). Struktur eugenol lebih ramping dibanding tata ruang cis-isoeugenol ataupun trans-isoeugenol.

    2. Modifikasi dapat dilakukan dengan mengganti asetilaseton dengan senyawa karbonil tak-jenuh lainnya, contohnya siklopentanon dengan katalis asam. Modifikasi ini dilakuan dengan mereaksikan siklopentanon dengan vanillin menghasilkan senyawa analog.

    BalasHapus
  32. Terimakasihh atas materinya kakk. Menurut saya :
    1. Hasil hidrogenasi menggunakan eugenol lebih tinggi karena eugenol hanya memerlukan sedikit energi karena tidak memerlukan pergeseran sudut-sudut yang besar. Struktur eugenol lebih ramping dibanding tata ruang cis-isoeugenol ataupun transisoeugenol. Eugenol merupakan senyawa yang kepadatan substituen di sekitar ikatan rangkapnya paling rendah dibanding tran-isoeugenol. Gugus-gugus penghalang terletak jauh dari ikatan rangkap. Trans-isoeugenol memiliki kerapatan substituen di sekitar ikatan rangkap yang tinggi pada posisi mendatarnya, eugenol memiliki momen dipol rendah . polaritas rendah meningkatkan laju hidrogenasi.
    2. Modifikasi dapat dilakukan dengan mengganti asetil aseton dengan senyawa karbonil tak jenuh lainnya, contohnya menggunakan siklopentanon dengan katalis asam. Modifikasi ini dilakuan dengan mengganti senyawa asetinaseon menjadi siklopentanon yang direkasikan dengan vanillin menghasilkan senyawa analog. Siklopentanon pada reaksi sintesis benrtindak sebagai nukleofil dan vanillin sebagai elektrofil. Selain itu juga asetalaseton juga dapat digantikan dengan sikloheksanon. Namun moifikasi ini akan menghasikan sneyawa analog kurkumin yang berbeda akan mempengaruhi aktivitasnya. Dalam modifikasi juga diperhatikan reaktivitas dari reaktan-reaktan yang berbeda tersebut dan pengaruhnya terhadap hasil rendeman

    BalasHapus
  33. . Hasil hidrogenasi menggunakan eugenol lebih tinggi karena eugenol hanya memerlukan sedikit energi karena tidak memerlukan pergeseran sudut-sudut yang besar. Struktur eugenol lebih ramping dibanding tata ruang cis-isoeugenol ataupun transisoeugenol. Eugenol merupakan senyawa yang kepadatan substituen di sekitar ikatan rangkapnya paling rendah dibanding tran-isoeugenol. Gugus-gugus penghalang terletak jauh dari ikatan rangkap. Trans-isoeugenol memiliki kerapatan substituen di sekitar ikatan rangkap yang tinggi pada posisi mendatarnya, eugenol memiliki momen dipol rendah . polaritas rendah meningkatkan laju hidrogenasi.
    2. Modifikasi dapat dilakukan dengan mengganti asetil aseton dengan senyawa karbonil tak jenuh lainnya, contohnya menggunakan siklopentanon dengan katalis asam. Modifikasi ini dilakuan dengan mengganti senyawa asetinaseon menjadi siklopentanon yang direkasikan dengan vanillin menghasilkan senyawa analog. Siklopentanon pada reaksi sintesis benrtindak sebagai nukleofil dan vanillin sebagai elektrofil. Selain itu juga asetalaseton juga dapat digantikan dengan sikloheksanon. Namun moifikasi ini akan menghasikan sneyawa analog kurkumin yang berbeda akan mempengaruhi aktivitasnya. Dalam modifikasi juga diperhatikan reaktivitas dari reaktan-reaktan yang berbeda tersebut

    BalasHapus
  34. 2. Modifikasi dapat dilakukan dengan mengganti asetil aseton dengan senyawa karbonil tak jenuh lainnya, contohnya menggunakan siklopentanon dengan katalis asam. Modifikasi ini dilakuan dengan mengganti senyawa asetinaseon menjadi siklopentanon yang direkasikan dengan vanillin menghasilkan senyawa analog. Siklopentanon pada reaksi sintesis benrtindak sebagai nukleofil dan vanillin sebagai elektrofil. Selain itu juga asetalaseton juga dapat digantikan dengan sikloheksanon. Namun moifikasi ini akan menghasikan sneyawa analog kurkumin yang berbeda akan mempengaruhi aktivitasnya. Dalam modifikasi juga diperhatikan reaktivitas dari reaktan-reaktan yang berbeda tersebut dan pengaruhnya terhadap hasil rendeman

    BalasHapus
  35. terimakasih
    menurut saya
    1. Hasil hidrogenasi menggunakan eugenol lebih tinggi karena eugenol hanya memerlukan sedikit energi karena tidak memerlukan pergeseran sudut-sudut yang besar. Struktur eugenol lebih ramping dibanding tata ruang cis-isoeugenol ataupun transisoeugenol. Eugenol merupakan senyawa yang kepadatan substituen di sekitar ikatan rangkapnya paling rendah dibanding tran-isoeugenol. Gugus-gugus penghalang terletak jauh dari ikatan rangkap. Trans-isoeugenol memiliki kerapatan substituen di sekitar ikatan rangkap yang tinggi pada posisi mendatarnya, eugenol memiliki momen dipol rendah . polaritas rendah meningkatkan laju hidrogenasi.
    2. Modifikasi dapat dilakukan dengan mengganti asetil aseton dengan senyawa karbonil tak jenuh lainnya, contohnya menggunakan siklopentanon dengan katalis asam. Modifikasi ini dilakuan dengan mengganti senyawa asetinaseon menjadi siklopentanon yang direkasikan dengan vanillin menghasilkan senyawa analog. Siklopentanon pada reaksi sintesis benrtindak sebagai nukleofil dan vanillin sebagai elektrofil. Selain itu juga asetalaseton juga dapat digantikan dengan sikloheksanon. Namun moifikasi ini akan menghasikan sneyawa analog kurkumin yang berbeda akan mempengaruhi aktivitasnya. Dalam modifikasi juga diperhatikan reaktivitas dari reaktan-reaktan yang berbeda tersebut dan pengaruhnya terhadap hasil rendeman.

    BalasHapus
  36. Hai devii
    1. Hasil hidrogenasi menggunakan eugenol lebih tinggi karena eugenol hanya memerlukan sedikit energi karena tidak memerlukan pergeseran sudut-sudut yang besar. Struktur eugenol lebih ramping dibanding tata ruang cis-isoeugenol ataupun transisoeugenol. Eugenol merupakan senyawa yang kepadatan substituen di sekitar ikatan rangkapnya paling rendah dibanding tran-isoeugenol. Gugus-gugus penghalang terletak jauh dari ikatan rangkap. Trans-isoeugenol memiliki kerapatan substituen di sekitar ikatan rangkap yang tinggi pada posisi mendatarnya, eugenol memiliki momen dipol rendah . polaritas rendah meningkatkan laju hidrogenasi.

    BalasHapus
  37. 1.. Hasil hidrogenasi menggunakan eugenol lebih tinggi karena eugenol hanya memerlukan sedikit energi karena tidak memerlukan pergeseran sudut-sudut yang besar. Struktur eugenol lebih ramping dibanding tata ruang cis-isoeugenol ataupun transisoeugenol. Eugenol merupakan senyawa yang kepadatan substituen di sekitar ikatan rangkapnya paling rendah dibanding tran-isoeugenol. Gugus-gugus penghalang terletak jauh dari ikatan rangkap. Trans-isoeugenol memiliki kerapatan substituen di sekitar ikatan rangkap yang tinggi pada posisi mendatarnya, eugenol memiliki momen dipol rendah . polaritas rendah meningkatkan laju hidrogenasi.
    2. Modifikasi dapat dilakukan dengan mengganti asetil aseton dengan senyawa karbonil tak jenuh lainnya, contohnya menggunakan siklopentanon dengan katalis asam. Modifikasi ini dilakuan dengan mengganti senyawa asetinaseon menjadi siklopentanon yang direkasikan dengan vanillin menghasilkan senyawa analog. Siklopentanon pada reaksi sintesis benrtindak sebagai nukleofil dan vanillin sebagai elektrofil. Selain itu juga asetalaseton juga dapat digantikan dengan sikloheksanon. Namun moifikasi ini akan menghasikan sneyawa analog kurkumin yang berbeda akan mempengaruhi aktivitasnya. Dalam modifikasi juga diperhatikan reaktivitas dari reaktan-reaktan yang berbeda tersebut dan pengaruhnya terhadap hasil rendeman.

    BalasHapus
  38. terimakasih atas penjelasan materinya defi
    1. Hasil hidrogenasi menggunakan eugenol lebih tinggi karena eugenol hanya memerlukan sedikit energi karena tidak memerlukan pergeseran sudut-sudut yang besar. Struktur eugenol lebih ramping dibanding tata ruang cis-isoeugenol ataupun transisoeugenol. Eugenol merupakan senyawa yang kepadatan substituen di sekitar ikatan rangkapnya paling rendah dibanding tran-isoeugenol. Gugus-gugus penghalang terletak jauh dari ikatan rangkap. Trans-isoeugenol memiliki kerapatan substituen di sekitar ikatan rangkap yang tinggi pada posisi mendatarnya, eugenol memiliki momen dipol rendah . polaritas rendah meningkatkan laju hidrogenasi.
    2. Modifikasi dapat dilakukan dengan mengganti asetil aseton dengan senyawa karbonil tak jenuh lainnya, contohnya menggunakan siklopentanon dengan katalis asam. Modifikasi ini dilakuan dengan mengganti senyawa asetinaseon menjadi siklopentanon yang direkasikan dengan vanillin menghasilkan senyawa analog. Siklopentanon pada reaksi sintesis benrtindak sebagai nukleofil dan vanillin sebagai elektrofil. Selain itu juga asetalaseton juga dapat digantikan dengan sikloheksanon. Namun moifikasi ini akan menghasikan sneyawa analog kurkumin yang berbeda akan mempengaruhi aktivitasnya. Dalam modifikasi juga diperhatikan reaktivitas dari reaktan-reaktan yang berbeda tersebut dan pengaruhnya terhadap hasil rendeman

    BalasHapus
  39. 1. Hasil hidrogenasi menggunakan eugenol lebih tinggi karena eugenol hanya memerlukan sedikit energi karena tidak memerlukan pergeseran sudut-sudut yang besar. Struktur eugenol lebih ramping dibanding tata ruang cis-isoeugenol ataupun transisoeugenol. Eugenol merupakan senyawa yang kepadatan substituen di sekitar ikatan rangkapnya paling rendah dibanding tran-isoeugenol. Gugus-gugus penghalang terletak jauh dari ikatan rangkap. Trans-isoeugenol memiliki kerapatan substituen di sekitar ikatan rangkap yang tinggi pada posisi mendatarnya, eugenol memiliki momen dipol rendah . polaritas rendah meningkatkan laju hidrogenasi.
    2. Modifikasi dapat dilakukan dengan mengganti asetil aseton dengan senyawa karbonil tak jenuh lainnya, contohnya menggunakan siklopentanon dengan katalis asam. Modifikasi ini dilakuan dengan mengganti senyawa asetinaseon menjadi siklopentanon yang direkasikan dengan vanillin menghasilkan senyawa analog. Siklopentanon pada reaksi sintesis benrtindak sebagai nukleofil dan vanillin sebagai elektrofil. Selain itu juga asetalaseton juga dapat digantikan dengan sikloheksanon. Namun moifikasi ini akan menghasikan sneyawa analog kurkumin yang berbeda akan mempengaruhi aktivitasnya. Dalam modifikasi juga diperhatikan reaktivitas dari reaktan-reaktan yang berbeda tersebut dan pengaruhnya terhadap hasil rendeman.

    BalasHapus
  40. 1. Hasil hidrogenasi menggunakan eugenol lebih tinggi karena eugenol hanya memerlukan sedikit energi karena tidak memerlukan pergeseran sudut-sudut yang besar. Struktur eugenol lebih ramping dibanding tata ruang cis-isoeugenol ataupun transisoeugenol. Eugenol merupakan senyawa yang kepadatan substituen di sekitar ikatan rangkapnya paling rendah dibanding tran-isoeugenol. Gugus-gugus penghalang terletak jauh dari ikatan rangkap. Trans-isoeugenol memiliki kerapatan substituen di sekitar ikatan rangkap yang tinggi pada posisi mendatarnya, eugenol memiliki momen dipol rendah . polaritas rendah meningkatkan laju hidrogenasi.
    2. Modifikasi dapat dilakukan dengan mengganti asetil aseton dengan senyawa karbonil tak jenuh lainnya, contohnya menggunakan siklopentanon dengan katalis asam. Modifikasi ini dilakuan dengan mengganti senyawa asetinaseon menjadi siklopentanon yang direkasikan dengan vanillin menghasilkan senyawa analog. Siklopentanon pada reaksi sintesis benrtindak sebagai nukleofil dan vanillin sebagai elektrofil. Selain itu juga asetalaseton juga dapat digantikan dengan sikloheksanon. Namun moifikasi ini akan menghasikan sneyawa analog kurkumin yang berbeda akan mempengaruhi aktivitasnya. Dalam modifikasi juga diperhatikan reaktivitas dari reaktan-reaktan yang berbeda tersebut dan pengaruhnya terhadap hasil rendeman.

    BalasHapus

 

All About Chemistry Template by Ipietoon Cute Blog Design