Alkuna merupakan senyawa hidrokarbon tak jenuh
yang memiliki ikatan arangkap tiga yang secara umum memiliki rumus kimia CnH2n-2.
Alkuna dapat disintesis melalui berbagai cara dan dapat meggunkan berbagai
macam starting material. Sintesis
alkuna dapat dilakukan dengan cara alkilasi, reaksi katalisis Pd, metathesis, dan
cara lainnya.
Pada alkuna terdapat istilah terminal alkuna dan
internal alkuna. Terminal alkuna yaitu senyawa alkuna dengan ikatan rangkap
tiga berda diujung rantai sedangkan internal alkuna ikata ragkap tiga terletak
ditengah rantai. Internal alkuna 4,5 kkal/mol lebih stabil dari pada terminal
alkuna.
Reaksi yang terjadi pada suatu senyawa sangat
beragam salah satunya yaitu pengikatan gugus alkil yang dinamakan reaksi alkilasi.
Reaksi alkilasi juga berlangsung pada senyawa alkuna. Conothnya reaksi alkilasi
apda alkuna yaitu:
Pada reaksi tersebut diawali dengan deprotonasi
pada alkuna sehingga terbentuk nukleofil. Karbon tersebut akan berikatan
sementara dengan Na+ ( Na+ yang terinosasi dai NaNH2).
Dimana H+ yang lepas dari alkuna akan berikatan dengan NH2
menjadi NH3. Kemudian Na yang terokat pada alkuna kan lepas sehingga
gugus alkil dapat berikatan dengan alkuna tersebut, sehingga terjadi alkilasi.
Sintesis alkuna
menggunakan katalis palladium
Metode
katalisis Palladium sangat efektif dalam pembentukan ikatan C(sp)-C(sp2)
dan C(sp)-C(sp). Katalisi palladium dapat digunakan dalam sintesis alkuna
seperti pada reaks i berikut:
Pada reaksi tersebut katalis Pd yang
digunakan yaitu Pd2(dba)3-Ph3P. Reaksi yang
terjadi dinamakan reaksi cross-coupling. Alkil bromida berkorespondensi dengan
reagen Grignard membentuk ikatan Csp-Csp3. Reaksi
cross-coupling memungkinkkan proses reduksi-eliminasi yang dikenadalikan selama
proses reaksi berlangsung. Reaksi cross-coupling, katalisis palladium mengalami
penambahan oksigen yang mudah terhadap iaktan karbon-halogen, yang dipengaruhi
oleh jenis halogen yang ada. Urutan rekativitas dari spesi sp2
menjadi aril iodida>aril triflate≥aril bromida>>aril klorida. Katalis
palladium yang sering digunakan yaitu Pd(PPh3)4, atau PdCl2(PPh3)2
karena sifatnya yang stabil.
Contoh lain yaitu sebagai berikut:
Pada reaksi diatas Sulfonium ylides
dapat berfungsi sebagai alkil elektrofilik dalam protocol metilasi katalisis
Paladium untuk sintesis alkuna internal melalui proses pembentukan ikatan Csp-Csp3.
Sintesis
Alkuna melalui metathesis
Reaksi
metathesis merupakan reaksi pertukaran pasangan ion dari dua elektrolit. Reaksi
metathesisi alkuna dikatalisis oleh kompleks logam organotransisi, reaksi jenis
ini membentuk ikatan karbon rangkap tiga baru yang lebih sederhana melalui
mekanisme Katz. Rekasi metathesis alkuna dikenal 4 jenis yaitu alkyne cross
metatheisis (ACM), ring-cross alkyne metathesis (RCAM), ring-opening alkyne
metathesis polymerazion (ROAPMP) dan acyclic diyne metathesis polymerazion
(ADIMET).
Pada metathesis dapat menggunakan katalis dengan
tipe Schrock-type catalysts. Schrock-type catalysts adalah high oxidation state
molybdenum atau tungsten alkyledyne complexes dari metallacyclobutadienes
(intermediet pada mekanisme Katz) setelah perlakuan dengan alkuna internal. Aplikasi
pada reaksi untuk katalis ini membutuhkan peningkatan suhu rekasi dan katalis
yang relatif tinggi.
Pertanyaan
Dalam sintesis
alkuna melalui rekasi dengan penggunaan katalis palladium, kenapa umumnya
digunakan katalis Pd(PPh3)4?
Dalam reaksi
metathesis menggunakan katalis, katalis apa yang digunakan pada reaksi
tersebut?
DAFTAR PUSTAKA
Wu, X dan M.
Tamm. 2011. “Recent advance in the development of alkyne metathesis catalysts”.
Beilstein Journal of Organic Chemistry. Vol
7: 82-89.
http://www.organic-chemistry.org/synthesis/C1C/chains/alkynes.shtm.
terimakasih devi. oada metatesis dapat menggunakan katalis tipe Schrock-type catalysts, yaitu katalis berbasis Mo
BalasHapusHayy devi, blog yg cantikk dan materi yg menatik, baiklah saya akan mencoba menjawab karena Pd(PPh3)4 stabil selama rekasi berlangsung sehingga efektif digunakan selama rekasi sintesis.
BalasHapusPada metathesis dapat menggunakan katalis dengan tipe Schrock-type catalysts, yaitu katalis berbasis molyndenum. Tentunya penggunaan katalis mengoptimalkan rekasi pembentukan alkuna
terima kasih devi atas materinya...menurut saya jawabannya adalah karena Pd(PPh3)4 stabil selama rekasi berlangsung sehingga efektif digunakan selama rekasi sintesis.
BalasHapusPada metathesis dapat menggunakan katalis dengan tipe Schrock-type catalysts, yaitu katalis berbasis molyndenum. Tentunya penggunaan katalis mengoptimalkan rekasi pembentukan alkuna
Hai devii materi yg sangat bermanfaat
BalasHapusMengapa digunakan Pd(PPh3) karena Pd(PPh3)4 stabil selama reaksi berlangsung sehingga efektif digunakan selama reaksi sintesis.
Pada metathesis dapat menggunakan katalis dengan tipe Schrock-type catalysts, yaitu katalis berbasis molyndenum. Tentunya penggunaan katalis mengoptimalkan rekasi pembentukan alkuna
Demikian
Terimaksih devi untuk materinya,
BalasHapusMenurut saya untuk jawaban pertanyaan anda karena Pd(PPh3)4 stabil selama rekasi berlangsung sehingga efektif digunakan selama rekasi sintesis.
Pada metathesis dapat menggunakan katalis dengan tipe Schrock-type catalysts, yaitu katalis berbasis molyndenum. Tentunya penggunaan katalis mengoptimalkan rekasi pembentukan alkuna
Hai devi fitria, menurut saya :
BalasHapus1. katalis tersebut digunakan karena sifatnya yang cenderung lebih stabil. diketahui bahwa katalis Pd memiliki sifat kestabilan yang baik dibanding katalis lain seperti Ni dan menghasilkan produk samping yang lebih sedikit
2. pada metathesis alkuna bisa digunakan kompleks logam organotransisi atau dengan menggunakan katalis Schrock-type yaitu Mo dengan biloks yang tinggi atau kompleks tungsten alkyledyne
terimakasih :)
Hai devi fitria
BalasHapusSaya akan menjawab :
1.Penggunaan katalis Pd(PPh3)4 karena sifatnya yang stabil selama reaksi berlangsung sehingga efektif digunakan pada reaksi sintesis.
Terimakasih atas materinya devi
BalasHapusSaya akan menjawab pertanyaan pertama yaitu karena Pd(PPh3)4 stabil selama rekasi berlangsung sehingga efektif digunakan selama rekasi sintesis.
Menurut saya untuk jawaban no. 2 pada metathesis dapat menggunakan katalis dengan tipe Schrock-type catalysts, yaitu katalis berbasis molyndenum. Tentunya penggunaan katalis mengoptimalkan rekasi pembentukan alkuna
BalasHapussaya akan mencoba menjawab pertanyaan pertama, karena Pd(PPh3)4 stabil selama reaksi berlangsung
BalasHapus1. diketahui bahwa katalis Pd memiliki sifat kestabilan yang baik dibanding katalis lain seperti Ni dan menghasilkan produk samping yang lebih sedikit
BalasHapus2. pada metathesis alkuna bisa digunakan kompleks logam organotransisi atau dengan menggunakan katalis Schrock-type yaitu Mo dengan biloks yang tinggi atau kompleks tungsten alkyledyne
Materi yang menarik Devi, untuk pertanyaan pertama, Penggunaan katalis Pd(PPh3)4 karena sifatnya yang stabil selama reaksi berlangsung sehingga efektif digunakan pada reaksi sintesis. untuk pertanyaan kedua, dalam metathesis alkuna biasanya digunakan katalis molybdenum.
BalasHapusMenurut saya pertanyaan yang pertama ini karena Pd(PPh3)4 stabil selama rekasi berlangsung sehingga efektif digunakan selama rekasi sintesis.
BalasHapusMenurut saya pertanyaan yang pertama ini karena Pd(PPh3)4 stabil selama rekasi berlangsung sehingga efektif digunakan selama rekasi sintesis.
BalasHapusterimakasih materinyaa..
BalasHapuspertanyaan pertama, menurut saya katalis tersebut digunakan karena sifatnya yang cenderung lebih stabil. diketahui bahwa katalis Pd memiliki sifat kestabilan yang baik dibanding katalis lain seperti Ni dan menghasilkan produk samping.
2. pada metathesis alkuna bisa digunakan kompleks logam organotransisi atau dengan menggunakan katalis Schrock-type yaitu Mo dengan biloks yang tinggi..
terimakasih
terimakash materinya, menurut saya
BalasHapuskarena Pd(PPh3)4 stabil selama rekasi berlangsung sehingga efektif digunakan selama rekasi sintesis.
Pada metathesis dapat menggunakan katalis dengan tipe Schrock-type catalysts, yaitu katalis berbasis molyndenum. Tentunya penggunaan katalis mengoptimalkan rekasi pembentukan alkuna
Saya akan menjawab pertanyaannya, menurut saya
BalasHapuskarena Pd(PPh3)4 stabil selama rekasi berlangsung sehingga efektif digunakan selama rekasi sintesis.
Pada metathesis dapat menggunakan katalis dengan tipe Schrock-type catalysts, yaitu katalis berbasis molyndenum. Tentunya penggunaan katalis mengoptimalkan rekasi pembentukan alkuna
Terimaksih devi untuk materinya,
BalasHapusMenurut saya untuk jawaban pertanyaan anda no 1 karena Pd(PPh3)4 stabil selama reaksi berlangsung sehingga efektif digunakan selama rekasi sintesis.
saya akab mencoba menjawab pertanyaan penyaji Jawaban: karena Pd(PPh3)4 stabil selama rekasi berlangsung sehingga efektif digunakan selama rekasi sintesis.
BalasHapusPada metathesis dapat menggunakan katalis dengan tipe Schrock-type catalysts, yaitu katalis berbasis molyndenum. Tentunya penggunaan katalis mengoptimalkan rekasi pembentukan alkuna
Terimksih untuk penjelasan mterinya, menurut saya
BalasHapuskarena Pd(PPh3)4 stabil selama rekasi berlangsung sehingga efektif digunakan selama rekasi sintesis.
Pada metathesis dapat menggunakan katalis dengan tipe Schrock-type catalysts, yaitu katalis berbasis molyndenum. Tentunya penggunaan katalis mengoptimalkan rekasi pembentukan alkuna
Hai devi
BalasHapuskarena Pd(PPh3)4 stabil selama rekasi berlangsung sehingga efektif digunakan selama rekasi sintesis.
Pada metathesis dapat menggunakan katalis dengan tipe Schrock-type catalysts, yaitu katalis berbasis molyndenum. Tentunya penggunaan katalis mengoptimalkan rekasi pembentukan alkuna. Terimakasih
Materi yang menarik Devi, untuk pertanyaan pertama, Penggunaan katalis Pd(PPh3)4 karena sifatnya yang stabil selama reaksi berlangsung sehingga efektif digunakan pada reaksi sintesis. untuk pertanyaan kedua, dalam metathesis alkuna biasanya digunakan katalis molybdenum.
BalasHapusMenurut saya untuk pertanyaan dari saudari devi : karena Pd(PPh3)4 stabil selama rekasi berlangsung sehingga efektif digunakan selama rekasi sintesis.
BalasHapusPada metathesis dapat menggunakan katalis dengan tipe Schrock-type catalysts, yaitu katalis berbasis molyndenum. Tentunya penggunaan katalis mengoptimalkan rekasi pembentukan alkuna.
Menurut saya penggunaan katalis Pd(PPh3)4 lebih stabil selama reaksi berlangsung sehingga efektif digunakan selama reaksi sintesis. Sedangkan metathesis menggunakan katalis dengan tipe Schrock-type catalysts, yaitu katalis berbasis molyndenum.
BalasHapusterimakasih atas pemaparan materinya karena Pd(PPh3)4 stabil selama rekasi berlangsung sehingga efektif digunakan selama rekasi sintesis.
BalasHapusPada metathesis dapat menggunakan katalis dengan tipe Schrock-type catalysts, yaitu katalis berbasis molyndenum. Tentunya penggunaan katalis mengoptimalkan rekasi pembentukan alkuna
Terimakasih atas materinya
BalasHapusSaya akan mencoba menjawab
Menurut saya karena Pd(PPh3)4 stabil selama rekasi berlangsung sehingga efektif digunakan selama rekasi sintesis.
Pada metathesis dapat menggunakan katalis dengan tipe Schrock-type catalysts, yaitu katalis berbasis molyndenum. Tentunya penggunaan katalis mengoptimalkan rekasi pembentukan alkuna
Terimakasih atas materinya.
BalasHapus1. Dalam sintesis alkuna melalui rekasi dengan penggunaan katalis palladium, kenapa umumnya digunakan katalis Pd(PPh3)4?
2. Dalam reaksi metathesis menggunakan katalis, katalis apa yang digunakan pada reaksi tersebut?
Menurut saya :
1. katalis tersebut digunakan karena sifatnya yang cenderung lebih stabil. diketahui bahwa katalis Pd memiliki sifat kestabilan yang baik dibanding katalis lain seperti Ni dan menghasilkan produk samping yang lebih sedikit
2. pada metathesis alkuna bisa digunakan kompleks logam organotransisi atau dengan menggunakan katalis Schrock-type yaitu Mo dengan biloks yang tinggi atau kompleks tungsten alkyledyne.