Pembentukan Ikatan C-C
Atom
karbon memiliki 4 jenis specien yang bervalensi dua atau tiga. Spesies-spesies atom karbon biasanya memiliki waktu hidup yang pendek dan
umunya sebagai zat antara yang cepat
berubah ke molekul yang lebih stabil. Keempat jenis spesies karcon tersebut
yaitu (1) karbokation, (2) radikal bebas, (3) karbanion dan (4) karben.
Pembentukan C-C dapat melalui pembentukan karbokation, karbanion dan radikal bebas. Untuk
pembentukan C-C dapat berlangsung melalui pembentukan karbokation yang umunya
sebagai zat antara dalam suatu rekasi. Dimana suatu proton atau spesies positif
lain menambah ke suatu atom sistem tak jenuh, meninggalkan atom karbon
didekaynta dengan satu muatan positif.
Karbokation merupakan zat antara atau intermediet
yang umumnya memiliki waktu hidup yang pendek dan bereaksi lebih lanjut tanpa
diisolasi, karbokation akan berlanjut bereaksi membentuk psoduk yang stabil.
Pembentukan
C-C juga dapat terjadi melalui adisi, karbokation dapat mengadisi ke dalam
ikatan rangkap menghasilkan muatan positif pada posisi yang baru.
Selain
karbokation, pembentukan C-C juga terjadi pada karbanion dengan cara ion
negatif mengadisi ke ikatan rangkap dua sehingga terbentuk ikatan C-C, dengan C
berupa karbanion.
Penyerangan Elektrofilik
dan Nukleofilik
Elektrofil merupakan spesi yang
bermuatan positif yang mudah mendekati suatu pusat gugus yang kaya elektron
atau spesi yang menyukai elektron. Elektrofil mendekati pusat gugus yang kaya
akan elektron dapat melalui reaksi substitusi maupun reaksi adisi.
Reaksi Adisi
Elektrofilik
Reaksi
adisi elektrofil mengikuti orientasi aturan Markovnikov. Aturan tersebut
menyatakan bahwa penambahan asam protik HX pada alkena
asimetris, hidrogen asam (H) akan menempel pada karbon dengan substituen
alkil
yang lebih sedikit, dan gugus halida (X) akan menempel pada karbon dengan substituen alkil
yang lebih banyak. Dengan kata lain, aturan tersebut menyatakan bahwa atom
hidrogen ditambahkan ke karbon dengan jumlah atom hidrogen paling banyak
sedangkan komponen X ditambahkan ke karbon dengan jumlah atom hidrogen paling
sedikit. Dasar kimia Aturan Markovnikov adalah pembentukan karbokation
yang paling stabil selama proses adisi. Adisi ion hidrogen kepada satu atom
karbon dalam alkena menciptakan muatan positif pada karbon lainnya, membentuk intermediate
karbokation. Semakin tersubstitusi karbokationnya, semakin stabil kondisinya,
karena efek induksi dan hiperkonjugasi. Produk
utama reaksi adisi adalah yang terbentuk dari intermediate yang lebih stabil.
Oleh karena itu, produk utama adisi HX (dengan X adalah beberapa atom yang
lebih elektronegatif daripada H) pada alkena memiliki atom hidrogen dalam
posisi kurang tersubstitusi dan X pada posisi yang lebih tersubstitusi. Meski
demikian, karbokation yang kurang tersubstitusi dan kurang stabil masih akan
terbentuk pada konsentrasi tertentu, dan akan menjadi produk minoritas yang
berlawanan, ikatan konjugat X. berikut contoh reaksi adisi yang mengikuti
aturan Markovnikov:
Mekanisme yang tidak melibatkan
intermediate karbokation dapat bereaksi melalui mekanisme
lain yang memiliki regioselektivitas lainnya
yang tidak didikte oleh aturan Markovnikov, seperti adisi radikal bebas.
Reaksi semacam itu dikatakan anti-Markovnikov, karena halogen mengadisi
karbon yang kurang tersubstitusi, lawan dari reaksi Markovnikov. Mirip dengan
spesies bermuatan positif, spesies radikal paling stabil bila elektron yang
tidak berpasangan berada pada posisi yang lebih tersubstitusi. Aturan
anti-Markovnikov dapat diilustrasikan dengan menggunakan adisi hidrogen bromida
pada propena dengan adanya benzoil peroksida. Reaksi
HBr dengan alkena tersubstitusi adalah prototipe dalam studi adisi radikal bebas.
Perilaku anti-Markovnikov meluas
ke lebih banyak reaksi kimia daripada adisi alkena. Perilaku anti-Markovnikov
terlihat pada hidrasi fenilasetilena dengan
katalisis aurik, yang menghasilkan asetofenon; meskipun
dengan katalis ruthenium khusus ia menghasilkan regioisomer lainnya, 2-fenilasetaldehida.
Reaksi Substitusi Elektrofilik
Reaksi
susbtitusi dapat berlangsung secara substitusi
pertama, kedua, ketiga dan seterusnya. Substitusi elektrofil dapat pada senyawa
alifatik maupun aromatik. Untuk susbtitusi elektrofil alifatik salah satunya
dapat berlangsung raksi substitusi karbonil alfa.
Dan untuk reaksi substitusi elektrofilik aromatik
dapat berlangsung seperti berikut ini.
Nukleofil adalah sebuah spesies (ion atau molekul)
yang tertarik kuat ke sebuah daerah yang bermuatan positif pada sesuatu yang
lain. Nukleofil dapat berupa ion negatif penuh, atau lainnya yang memiliki
muatan kuat di suatu tempat pada sebuah molekul. Nukleofil juga dapat
berperilaku sebagai basa Lewis. Penyerangan nukleofilik dapat berlangsung salah
satunya melalui reaksi substitusi.
Reaksi
Substitusi Nukleofilik2 (SN2)
Reaksi
metil bromida dengan larutan natrium hidroksida dalam metilalkohol berlangsung
melalui reaksi order pertama dalam ion hidroksida. Oleh karena itu, kedua spesi
yang terlibat muncul dalam keadaan transisi dari reaksi. Oleh Inglod, mekanisme
seperti ini disebut substitusi nukleofilik bimolekuler atau yang diberi symbol
dengan SN2. Angka 2 berarti bimolekuler dan bukan menunjukkan reaksi
order kedua.
Jika
pusat reaksi brupa karbon asimetrik, maka stereokimia dari reaksi dapat
diamati, yaitu reaksi berlangsung dengan inversi konfigurasi. Secara
stereokimia prose berlangsung sebagai berikut:
Inversi konfigurasi yang terjadi selama
berlangsungnya reaksi SN2 tidaklah semata-mata karena tolakan
elektrostatik antara gugs penyerang ion hidroksida dengan ion halide yang akan
meninggalkan karbon. Terdapat beberapa faktor yang memperngaruhi reaksivitas
dalam SN2 yaitu sebagai berikut:
v Struktur gugus alkil
Pengaruh rintanga ruang (sterik)
paling besar berlangsung apabila alkil yang secara langsung terikat ke atom
karbon yang akan bereaksi tersubstitusi semperuna misalnya pada ter-butil. Dimana semakin besar rintangan ruang
(sterik) maka laju relatif akan semakin kecil.
v Keadaan nukleofil
Reaktivitas relatif dari berbagai
nulkeofil bergantung pada substrat, kondisi reaksi serta beberapa faktor lain.
Pada keadaan transisi, nukleofil mulai menggandakan ikatan dengan karbon; makin
kuat ikatan ini, energi keadaan transisi akan semakin rendah yang berarti
reaksi berlangsung semakin cepat. Nukleotifitas bergantung pada dua faktor
yaitu jika gugus penyerang mengandung atom yang sama mislanya oksigen maka
basisitas tidak berperan dan atom-atom besar lebih bersifat nukleofilik dari
pada atom-atom yang kecil.
v Keadaan gugus L (yang meninggalkan
pusat reaksi)
Karena gugus L harus meninggalkan
pusat rekasi (karbon) maka diharapkan gugus L yang baik yaitu basa lemah.
v Keadaan pelarut
Reaksi
Substitusi Nukleofilik1 (SN1)
Mekanisme rekasi substitusi
nukleofilik unimolekuler atau SN1 berlangsung melalui dua langkah.
Pertama gugus L mengion dan meninggalkan karbokation dan selanjutnya ion
tersebut bereaksi dengan nukleofil. Karbokation sangat tidak stabil sehingga
dengan cepat bereaksi dengan nuklepfil. Sehinggs lsngkah penentu laju dalam
reaksi SN1 adalah langkah pertama atau ioninasi. Laju rekasi
beegantung pada konsentrasi substrat dan bukan pada konsentrasi nukleofil.
Contohnya pada reaksi t-butil bromide dengan air berikut ini:
Dari contoh tersebut senyawa bromo
etana merupakan halogen primer yang sederhana, memiliki ikatan polar anatara
atom karbon dan bromin. Salah stu pasangan elektron bebas pada ion OH+akan
tertarik kuat ke atom karbon δ+, dan akan bergerak kearahnya
membentuk sebuah ikatan. Ion negatif yang mendekat akan mendororgn
elektron-elektron dalam ikatan karbob-bromin semakin dekat ke bromin. Berikut
rekativitas pada reaksi SN1.
Pertanyaan:
- Tuliskan cara pembentukan C-C pada suatu reaksi?
- Jelaskan faktor yang mempengaruhi reaksitivitas nukleofilik dalam reaksi substitusi?
DAFTAR PUSTAKA
Firdaus. 2009.
Modul Pembelajaran Kimia Organik Fisis I.
Makasar: Universitas Hasanudin.
McMurry, J. 2012. Organic Chemistry Eighth Edition. USA: Graphic Word Inc.
Tobing, R. L.
1989. Kimia Organik Fisik. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Diektorat Jendral Pendidikan Tinggi.
materi yang sangat menarik, menurut saya materi yang sangat menarik saya akan menajwab pertanyaan nomor 1, Melalui Reaksi Radikal bebas, Tidak terkendali, dapat melakukan reaksi berantai (tidak digunakan dalam sintesis) dan Melalui reaksi antara C+ dengan C- Lebih terkendali (digunakan dalam sintesis).
BalasHapusTerimakasih atas pemaparan materi yang sangat bermanfaat , menurut saya untuk pertanyaan pertama Pembentukan C-C dapat melalui pembentukan karbokation, karbanion dan radikal bebas.
BalasHapusMenurut saya, faktor yang mempengaruhi reaktivitas tersebut relatif dari berbagai nulkeofil bergantung pada substrat, kondisi reaksi serta beberapa faktor lain. Pada keadaan transisi, nukleofil mulai menggandakan ikatan dengan karbon; makin kuat ikatan ini, energi keadaan transisi akan semakin rendah yang berarti reaksi berlangsung semakin cepat. Nukleotifitas bergantung pada dua faktor yaitu jika gugus penyerang mengandung atom yang sama mislanya oksigen maka basisitas tidak berperan dan atom-atom besar lebih bersifat nukleofilik dari pada atom-atom yang kecil.
BalasHapusTerimakasih atas materinya devi
BalasHapusSaya akan menjawab pertanyaan :
1. Pembentukan C-C dapat melalui pembentukan karbokation, karbanion dan radikal bebas.
2. Reaktivitas relatif dari berbagai nulkeofil bergantung pada substrat, kondisi reaksi serta beberapa faktor lain. Pada keadaan transisi, nukleofil mulai menggandakan ikatan dengan karbon; makin kuat ikatan ini, energi keadaan transisi akan semakin rendah yang berarti reaksi berlangsung semakin cepat. Nukleotifitas bergantung pada dua faktor yaitu jika gugus penyerang mengandung atom yang sama mislanya oksigen maka basisitas tidak berperan dan atom-atom besar lebih bersifat nukleofilik dari pada atom-atom yang kecil.
terima kasih devi atas materinya. menurut saya untuk pertanyaan 1, pembentukan c-c dapat melalui pembentukan karbokation, karbanion, dan radikal bebas. untuk yang ke 2 faktor yang mempengaruhi reaktivitas tersebut relatif dari berbagai nulkeofil bergantung pada substrat, kondisi reaksi serta beberapa faktor lain. Pada keadaan transisi, nukleofil mulai menggandakan ikatan dengan karbon; makin kuat ikatan ini, energi keadaan transisi akan semakin rendah yang berarti reaksi berlangsung semakin cepat. Nukleotifitas bergantung pada dua faktor yaitu jika gugus penyerang mengandung atom yang sama mislanya oksigen maka basisitas tidak berperan dan atom-atom besar lebih bersifat nukleofilik dari pada atom-atom yang kecil.
BalasHapusterimakasih devi, untuk pertanyaan pertama yaitu cara pembentukan C-C pada suatu reaksi dapat melalui karbanion, karbokation radikal bebas
BalasHapusHello devi terima kasih atas materinya
BalasHapusUntuk pertanyaan jawaban nmr 1 yaitu
1. Pembentukan C-C dapat melalui pembentukan karbokation, karbanion dan radikal bebas namun pada radikal bebas lebih cepat sehingga tidak dipakai dlm suatu sintesis
2. Reaktivitas relatif dari berbagai nulkeofil bergantung pada substrat, kondisi reaksi serta beberapa faktor lain. Pada keadaan transisi, nukleofil mulai menggandakan ikatan dengan karbon; makin kuat ikatan ini, energi keadaan transisi akan semakin rendah yang berarti reaksi berlangsung semakin cepat. Nukleotifitas bergantung pada dua faktor yaitu jika gugus penyerang mengandung atom yang sama mislanya oksigen maka basisitas tidak berperan dan atom-atom besar lebih bersifat nukleofilik dari pada atom-atom yang kecil.
Semoga bermanfaat
Hai devi, saya akan menjawab pertanyaan anda. Berdasarkan materi yang anda jelaskan,
BalasHapus1. Pembentukan C-C dapat melalui pembentukan karbokation, karbanion dan radikal bebas
2. Reaktivitas relatif dari berbagai nulkeofil bergantung pada substrat, kondisi reaksi serta beberapa faktor lain. Pada keadaan transisi, nukleofil mulai menggandakan ikatan dengan karbon; makin kuat ikatan ini, energi keadaan transisi akan semakin rendah yang berarti reaksi berlangsung semakin cepat. Nukleotifitas bergantung pada dua faktor yaitu jika gugus penyerang mengandung atom yang sama mislanya oksigen maka basisitas tidak berperan dan atom-atom besar lebih bersifat nukleofilik dari pada atom-atom yang kecil.
Terimakasih devi
BalasHapusUntuk pertanyaannya
1. Berdasarkan materi yang anda jelaskan,
1. Pembentukan ikatan C-C dapat melalui jalur karbokation, karbanion dan radikal bebas
2. Reaktivitas relatif dari berbagai nukleofil bergantung pada substrat, kondisi reaksi serta beberapa faktor lain (seperti reaktivitas nukleofil dan sifat dari gugus terlepas (leaving group))nya. Pada keadaan transisi, nukleofil mulai menggandakan ikatan dengan karbon; makin kuat ikatan ini, energi keadaan transisi akan semakin rendah yang berarti reaksi berlangsung semakin cepat.
Sekian :)
Terimakasih atas materinya
BalasHapusSaya akan menjawab nomor 2
Menurut saya Reaktivitas relatif dari berbagai nulkeofil bergantung pada substrat, kondisi reaksi serta beberapa faktor lain. Pada keadaan transisi, nukleofil mulai menggandakan ikatan dengan karbon; makin kuat ikatan ini, energi keadaan transisi akan semakin rendah yang berarti reaksi berlangsung semakin cepat. Nukleotifitas bergantung pada dua faktor yaitu jika gugus penyerang mengandung atom yang sama mislanya oksigen maka basisitas tidak berperan dan atom-atom besar lebih bersifat nukleofilik dari pada atom-atom yang kecil
Semoga bermanfaat
Terimakasih atas penjelasannya devi, baiklah saya akan mencoba menjawab pertanyaannya
BalasHapus1. Melalui Reaksi Radikal bebas, Tidak terkendali, dapat melakukan reaksi berantai (tidak digunakan dalam sintesis) dan Melalui reaksi antara C+ dengan C- Lebih terkendali (digunakan dalam sintesis).
Terimakasih :)
Materi yang menarik Devi, Pembentukan C-C dapat melalui pembentukan karbokation, karbanion dan radikal bebas. Reaktivitas relatif dari berbagai nukleofil bergantung pada substrat, kondisi reaksi serta beberapa faktor lain (seperti reaktivitas nukleofil dan sifat dari leaving groupnya. Pada keadaan transisi, nukleofil mulai menggandakan ikatan dengan karbon; makin kuat ikatan ini, energi keadaan transisi akan semakin rendah yang berarti reaksi berlangsung semakin cepat.
BalasHapusMenurut saya,
BalasHapus1.Pembentukan C-C dapat melalui pembentukan karbokation, karbanion dan radikal bebas.
2. Reaktivitas relatif dari berbagai nulkeofil bergantung pada substrat, kondisi reaksi serta beberapa faktor lain. Pada keadaan transisi, nukleofil mulai menggandakan ikatan dengan karbon; makin kuat ikatan ini, energi keadaan transisi akan semakin rendah yang berarti reaksi berlangsung semakin cepat. Nukleotifitas bergantung pada dua faktor yaitu jika gugus penyerang mengandung atom yang sama mislanya oksigen maka basisitas tidak berperan dan atom-atom besar lebih bersifat nukleofilik dari pada atom-atom yang kecil.
Menurut saya pembentukan C-C dapat melalui pembentukan karbokation, karbanion dan radikal bebas. Reaktivitas relatif dari berbagai nukleofil bergantung pada substrat, kondisi reaksi serta beberapa faktor lain (seperti reaktivitas nukleofil dan sifat dari leaving groupnya. Pada keadaan transisi, nukleofil mulai menggandakan ikatan dengan karbon; makin kuat ikatan ini, energi keadaan transisi akan semakin rendah yang berarti reaksi berlangsung semakin cepat.
BalasHapusReaktivitas relatif dari berbagai nulkeofil bergantung pada substrat, kondisi reaksi serta beberapa faktor lain. Pada keadaan transisi, nukleofil mulai menggandakan ikatan dengan karbon; makin kuat ikatan ini, energi keadaan transisi akan semakin rendah yang berarti reaksi berlangsung semakin cepat. Nukleotifitas bergantung pada dua faktor yaitu jika gugus penyerang mengandung atom yang sama mislanya oksigen maka basisitas tidak berperan dan atom-atom besar lebih bersifat nukleofilik dari pada atom-atom yang kecil.
terimakasih
BalasHapus1. Pembentukan ikatan C-C dapat dibentuk melalui pembentukan karbokation, karbanion dan radikal bebas.
2. Reaktivitas relatif dari berbagai nulkeofil bergantung pada substrat, kondisi reaksi serta beberapa faktor lain. Pada keadaan transisi, nukleofil mulai menggandakan ikatan dengan karbon; makin kuat ikatan ini, energi keadaan transisi akan semakin rendah yang berarti reaksi berlangsung semakin cepat. Nukleotifitas bergantung pada dua faktor yaitu jika gugus penyerang mengandung atom yang sama mislanya oksigen maka basisitas tidak berperan dan atom-atom besar lebih bersifat nukleofilik dari pada atom-atom yang kecil.
saya akan mencoba menjawab pertanyaan n0.2
BalasHapusReaktivitas relatif dari berbagai nulkeofil bergantung pada substrat, kondisi reaksi serta beberapa faktor lain. Pada keadaan transisi, nukleofil mulai menggandakan ikatan dengan karbon; makin kuat ikatan ini, energi keadaan transisi akan semakin rendah yang berarti reaksi berlangsung semakin cepat. Nukleotifitas bergantung pada dua faktor yaitu jika gugus penyerang mengandung atom yang sama mislanya oksigen maka basisitas tidak berperan dan atom-atom besar lebih bersifat nukleofilik dari pada atom-atom yang kecil.
terimakasih
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusmenurut saya
BalasHapus1.Ikatan C-C dapat dibentuk melalui jalur karbokation, karbanion,Melalui reaksi Aldol,Melalui reaksi Diels-Alder, Melalui penambahan reagen Grignard ke grup karbonil, Melalui reaksi Heck, Melalui reaksi Michael dan reaksi Wittig atau melalui reaksi radikal bebas
2. faktor yang mempengaruhi reaksitivitas nukleofilik dalam reaksi substitusi itu bergantung pada substratnya, kondisi reaksi serta beberapa faktor lain misalnya seperti reaktivitas nukleofil dan sifat dari gugus terlepas (leaving group)nya. dan pada saat nukleofil mulai menggandakan ikatan dengan karbon; makin kuat ikatan ini, energi keadaan transisi akan semakin rendah yang berarti reaksi berlangsung semakin cepat. dan reaksi ini terjadi keadaan transisi
1. Pembentukan C-C dapat melalui pembentukan karbokation, karbanion, radikal bebas, reaksi Heck, reaksi Wittig dll.
BalasHapus2. Reaktivitas relatif dari berbagai nulkeofil bergantung pada substrat, kondisi reaksi serta beberapa faktor lain. Pada keadaan transisi, nukleofil mulai menggandakan ikatan dengan karbon; makin kuat ikatan ini, energi keadaan transisi akan semakin rendah yang berarti reaksi berlangsung semakin cepat. Nukleotifitas bergantung pada dua faktor yaitu jika gugus penyerang mengandung atom yang sama mislanya oksigen maka basisitas tidak berperan dan atom-atom besar lebih bersifat nukleofilik dari pada atom-atom yang kecil.
Baiklah saya akan mencoba menjawab pertanyaan pertama dimana Pembentukan C-C dapat melalui pembentukan karbokation, karbanion dan radikal bebas. Reaktivitas relatif dari berbagai nukleofil bergantung pada substrat, kondisi reaksi serta beberapa faktor lain (seperti reaktivitas nukleofil dan sifat dari leaving groupnya. Pada keadaan transisi, nukleofil mulai menggandakan ikatan dengan karbon; makin kuat ikatan ini, energi keadaan transisi akan semakin rendah yang berarti reaksi berlangsung semakin cepat.
BalasHapus